Kisah Hidup 2
Sambungan kisah Hidup Hidup 1
Perjalanan Banjarmasin ke kalteng lumayan sangat jauh.
Lumayan juga jaraknya apalagi saya dan adik saya Nana baru bisa menaiki sebuah Trak Dam yg bau solar itu. Pusing dan muntah di perjalanan.
Bapak saya sendiri mengikuti kami dengan menggunakan vespa antiknya.
Dari vespa atiknya itu saya melihat wajah bapak saya begitu menyeramkan saya tidak tau apakah bapak masih emosi dengan kejadian siang tadi.
Setelah lamanya di perjalanan, tampa adanya singahan dan makanan saya dengan adik saya Nana sampai sebuah rumah yg lumayan besar dengan cat warna hijau .
Saya dengan adik saya Nana begitu lemas sesampainya di rumah.
Kami di sambut ibu Tiri dan 4 kaka tiri saya.
Yang berinsial nama E,H,D,M kaka tiri saya yang paling tua berumuran 20 tahun saat itu.
Saya bingung saat itu melihat rumah bapak saya. Yang di dalam rumahnya sudah hampir dengan harta. Di tambah lagi dengan harta ibu saya.
Di sana ibu tiri saya menyuruh saya tidur. Ibu tiri saya sangat baik awal kami datang. Dia menyuapi saya dengan adik saya makan layaknya seorang ibu.
Tapi kejadian itu hanya sebulan. Harta ibu saya separo di jual bapak saya kepada temannya. Berkas - berkas ijazah ibu saya yang di bawa bapak saya dari banjarmasin pun di bakar habis oleh ibu tiri saya.
Biasanya kami di cuci kan baju. Kini saya dan Nana mencuci baju sendiri.
Sifat asli ibu Tiri saya keluar . dia bukan lah istri yang baik bagi saya dia hanya takut kehilangan bapak saya karena bapak saya sangat lah tampan. Dan dia tidak mau bekerja. Di situ saya berpikir ibu yang paling baik adalah ibu saya dari pada wanita yang bersama bapak saya .
Ibu tiri saya sangat pintar menipu daya. Dia lihai berdusta sehingga apa yg di ucapakannya seolah nyata.
Tapi saya sebagai anak dari bapak saya begitu takjub atas pengorbanan bapak yg selalu melindungi kami berdua.
Walaupun dia bukan bapak yg bertanggung jawab. Tapi dia adalah bapak yg selalu mendukung keinginan anaknya. Kalau bukan ibu tiriku yang mengganggu mungkin hobby saya sudah saya jalankan sampai saat ini.
Percayalah bapak aku selalu menyayangi mu aku tau kamu tidak bisa bertindak karena istri mu selalu cerewet terhadapmu.
Aku tau kamu mencintai aku dan Naana.
Hingga saat ini hanya waktu yg bisa memperbaiki semuanya.
Semangat qaqa
BalasHapus